Jumat, 14 Oktober 2011


Apa itu Sejarah?

 Sebuah Upaya Pemahaman

Sebelum memulai tulisan ini, saya, sebagai seorang pribadi yang memiliki pemikiran dan pendapat subjektif, menyatakan bahwa saya bukanlah seorang yang memiliki kredibilitas sebagai seorang sejarawan, saya juga bukan seorang yang terkenal, saya adalah diri saya sendiri dengan segala pemikiran dan pribadi yang independen, jika ternyata nanti apa yang saya tuliskan mengenai sejarah ini bertentangan atau berseberangan dengan “pemahaman” tentang sejarah pada umumnya, anggaplah tulisan ini sebagai tulisan yang tidak layak atau bahkan sesuatu mungkin pantas dibuang di keranjang sampah.
Secara sederhana sejarah dapat saya artikan sebagai ingatan masa akan masa lalu. Saya paling tidak setuju ketika seseorang mengatakan bahwa sejarah itu memiliki tiga dimensi waktu (seperti yang pernah dinyatakan oleh guru sejarah saya waktu SMU dulu): masa lalu, saat sekarang, dan masa depan. Saya yakin Sejarah itu berhubungan dengan ingatan. Sedangkan ingatan itu “ada” dan “memiliki proses atau fungsi” hanya dan hanya dengan “masa lalu”. Tidak ada ingatan masa depan, tidak ada ingatan saat ini, yang ada adalah ingatan masa lalu. Tidak ada sejarah masa depan, tidak ada sejarah saat ini, yang ada adalah sejarah masa lalu.
Saya juga memiliki pendapat bahwa sejarah dalam arti holistik bukanlah untaian kejadian dalam buku-buku text wajib yang dilakukan dan diajarkan disekolah, sejarah bukan pula untaian kejadian tentang “kerajaan-kerajaan atau negara-negara” besar atau kecil, sejarah bukan pula untai kejadian “bentrokan dan perang”, sejarah bukan pula sebuah “tokoh ini tokoh itu”. Sejarah adalah segala hal yang telah dan pernah terjadi dalam dirinya sendiri.
Sejarah dalam Ingatan Manusia
Ketika sejarah menjadi bagian dari peri kehidupan manusia, maka dari sanalah sejarah menjadi “terpisah-pisah” dan “terpilah-pilah”. Sejarah disini akhirnya bukan lagi sebagai segala hal yang telah dan pernah terjadi, tetapi sejarah menjadi “hanya sekedar” apa yang diingat—entah dalam bentuk ingatan hidup manusia, ingatan text yang ditulis manusia  atau ingatan dalam bentuk benda yang “dibaca” dan “diingat” manusia—dan dikomunikasikan oleh dan dari manusia.
Sejarah hadir atas nama manusia bukan atas nama dirinya sendiri. Tidak akan ada pengetahuan mengenai sejarah jika manusia itu tidak ada dan tidak mengkomunikasikannya. Sejarah hanya dan hanya ada dalam dan dari pemikiran atau ingatan manusia.
Prioritas Sejarah dan Kekuasaan Ingatan
Sebagai sebuah ingatan yang berada dalam benak manusia, sejarah disebarkan dan ditentukan oleh suatu proses “neuro psikologi dalam ingatan atau otak manusia”. Hal ini mengandung arti bahwa sejarah merupakan sebuah komponen yang hadir dan berproses dalam setiap individu-individu. Tidak akan ada namanya ingatan yang akan membentuk sejarah jika tidak ada individu-individu.
Sebagian besar umat beragama abrahamik mempunyai sejarah yang diyakini betul-betul benar dan terjadi, mengenai manusia yang turun dari Surga yang bernama Adam. Sejarah Adam adalah sejarah Ingatan manusia. Jika saya, mengatakan bahwa, sesungguhnya sejarah Adam itu tidak pernah ada, maka sejarah yang saya katakan ini, tidak akan pernah betul-betul menjadi sejarah walaupun sebenarnya kadar informasinya sesungguhnya memiliki kesamaan (kita tidak pernah bertemu dan menyaksikan Adam, dengan demikian informasi ada atau tidaknya adam memiliki peluang yang sama besar). Akan tetapi karena Adam telah memiliki banyak ingatan-ingatan, maka sejarah Adam akan terus lestari dari generasi-generasi. Maksud dari Adam telah memiliki banyak ingatan-ingatan disini adalah sangat banyak sejarah atau kisah Adam mendiami memori-memori manusia (yang bisa diartikan sebagai kekuasaan ingatan, power of memory), sehingga menjadikan adam memiliki Kekuasan Ingatan yang lebih dibandingkan dengan ketika saya mengatakan Adam itu tidak ada.
Kekuasaan Ingatan dapat dibangkitkan atau diciptakan melalui upaya-upaya yang bermacam-macam. Yang pasti Kekuasaan Ingatan yang kemudian melahirkan Sejarah tercipta melalui Indera Manusia. Mata dapat menciptakan Kekuasaan Ingatan melalui apa yang dilihatnya atau dibacanya. Telinga dapat menciptkan Kekuasaan Ingatan melalui apa yang didengarnya. Lidah dapat menciptakan Kekuasaan Ingatan melalui apa yang dicicipinya atau dirasanya.
Kekuasaan Politik dan turunannya yang mengontrol Apa yang bisa Indera oleh banyak orang dengan demikian memiliki potensi yang sangat besar untuk bisa menciptakan Kekuasaan Ingatan yang sangat besar. Dengan mengontrol Apa yang bisa di lihat, didengar, dirasa, atau yang lainya, Kekuasaan Politik bisa menciptakan Sejarah yang dikehendakinya. Sejarah dapat dibuat dan direkayasa, karena sejarah ada dan mengada dalam manusia. Sedangkan Sejarah dalam arti yang pernah dan sudah terjadi adalah milik masa lalu.
Sejarah dalam dirinya sendiri tidaklah pernah bisa sama dengan Sejarah dalam Ingatan manusia. Alasannya karena, Sejarah memiliki masa lalu yang tidak akan pernah bisa dirangkum dan disimpan dalam benak manusia-manusia. Disamping alasan itu, Manusia, karena memiliki Kekuasaan Indera dapat membelokkan atau memanipulasi Sejarah.
Sejarah seorang nenek tua, Parsiyem namanya, yang tergeletak tak berdaya di pinggir jalan merupakan contoh Sejarah yang memiliki Kekuasaan Ingatan yang kecil. Hanya sedikit orang yang tahu tentang dirinya, bahkan dirinya sendiripun tidak tahu sepenuhnya setiap sejarah yang dilaluinya, karena dirinya juga sering lupa. Sedangkan Sejarah seorang presiden Sukarno akan memiliki Kekuasaan Ingatan yang besar dikarenakan Sukarno telah memiliki Kekuasaan untuk mengontrol Indera dan Ingatan yang menciptakan sejarah: Kekuasaan Politik dan turunannya.
Prioritas Sejarah Sukarno akan selalu menempati porsi yang tinggi dalam “ingatan-ingatan” manusia dibandingkan dengan sejarah seorang Parsiyem.
Kehati-hatian pada Sejarah
Adalah bijak dan perlu apabila kita tidak fanatis terhadap “sejarah” mengingat sejarah itu adalah buatan manusia, dengan demikian memiliki unsur kesalahan. Adalah sangat naif jika kita membela sesuatu secara membabi buta yang sebenarnya “bukan” merupakan sebuah pengetahuan “yang betul-betul” benar. Sejarah dalam dirinya sendiri tidak akan pernah terpahami. Sejarah yang tercetak dalam tulisan atau ingatan akan selalu menjadi sejarah yang semu yang bisa dibolak-balik atau diubah-ubah. Akankah kita menggantungkan hidup kita pada sejarah yang demikian? Semoga saja tidak.
Salam untuk Masa Lalu
Haqiqie Suluh

4 Tanggapan ke “Apa itu Sejarah? Sebuah Upaya Pemahaman”

  1. emonKamis, 4 Maret 2010 pukul 7:04 pm
    Kita sering mendengar istilah ” tawar menawar sejarah”..menurt mas artinya apa?
    salam.
  2. SuluhKamis, 24 April 2008 pukul 7:17 am
    @sayaperagu: ya saya mengerti sepenuhnya maksud anda… disini saya hanya menuliskan apa yang sering terlewatkan oleh kita ketika kita memandang sejarah… apapun itu metodologi dan sistematikan… sejarah tetaplah ingatan manusia (lepas dari sejarah itu sendiri), termasuk juga sejarah yang “dibentuk” oleh kekuasaan..
  3. sayaperaguKamis, 24 April 2008 pukul 3:51 am
    mas suluh sori…komentnya telat ki…(kan saya juga telat kenalan sama blog anda…nyesel aku)…
    setelah membaca dan mencoba memahami tulisan mas dengan otak awam saya, mungkin (mungkin lho mas)anda menempatkan sejarah hanya sebagai produk ingatan manusia saja dan memang tepat sekali…tp mas klo anda punya waktu&minat coba mas melihat sejarah sebagai suatu ilmu termasuk metodologi dan sistematikanya…klo saya nggak salah tangkap disana dibahas tentang sejarah sebagai aktualitas yang secara sederhana bisa diartikan sebagai Sejarah yg telah dan pernah terjadi dalam dirinya sendiri. terus juga dibahas kaitan sejarah dengan masa kini dan masa depan,ato kenapa penulisan sejarah bisa dipengaruhi oleh kekuasaan, bisa diubah-ubah yang katanya sih karena subyektivitas,intersubyektivtas dan bias yang dimiliki sejarawan. ini bukan berarti saya fanatik pada sejarah ato membabi buta pada sejarah karena saya sadar manusia termasuk sejarawan tidak mungkin dapat menerangkan masa lampau secara keseluruhan, meski dengan dengan cara yang paling sederhana.
    matur nuwun…pareng….
    nb: ini hanya saran lho mas..ato jangan2 mas sudah tahu tentang semua yang saya tulis?….walah isin aku….mohon dikoreksi kalo ada kesalahan…
  4. agorsilokuSenin, 10 Desember 2007 pukul 10:01 pm
    orang sering bilang… sejarah itu persepsi atas kejadian, begitu juga ingatan, persepsi memori atas kejadian.

    Tinggalkan Balasan

    Fill in your details below or click an icon to log in:
    Gravatar